x
Dikirim oleh adminrph pada 16 February 2021

1. Persiapan restraining box

  1. Pekerja yang tidak terlibat dengan proses pengekangan atau  penyembelihan tidak boleh ada di area tersebut.
  2. Pemeriksaan dan persiapan trestraining box harus diselesaikan sebelum hewan dipindahkan dari kandang penampungan ke dalam sistem penanganan.
  3. Periksa bagian luar dari restraining box.
  4. Periksa bagian dalam restraining box terhadap penghalang. Pindahkan  semua penghalang yang dapat menyebabkan hewan ragu-ragu saat bergerak ke dalam restraining box.
  5. Ketika menyembelih hewan  dalam posisi telentang, pastikan mekanisme  penahan kepala siap digunakan. Pastikan bahwa brisket dalam posisi siap untuk digunakan pada ternak yang lebih kecil.
  6. Periksa troli karkas, pastikan bahwa roda dan rangka dalam kondisi baik. Posisikan troli disamping restraining box dan siap digunakan.

    POIN PENTING : Brisket mencegah hewan bergerak terlalu jauh ke restraining box. Hal ini berguna terutama saat menangani ternak yang lebih kecil.

    POIN PENTING : Penyembelihan tanpa pemingsanan dapat dilakukan baik di box yang tegak atau dalam box yang menahan hewan pada posisi berbaring pada sisinya. Langkah-langkah yang dirinci pada modul ini diterapkan pada kedua metode kecuali  terdapat indikasi lain

2. Memindahkan hewan ke dalam restraining box

  1. Sebelum memindahkan hewan ke dalam restraining box, pastikan bahwa juru sembelih sudah siap dan semua menyadari tanggung jawab mereka masing-masing.
  2. Hewan harus dipindahkan dari kandang atau jalur ternak dengan tenang dengan stres minimal.
  3. Hewan tidak boleh dipindahkan ke dalam  box sampai box siap dioperasikan dan juru sembelih dalam keadaan siap.
  4. Jaga agar tingkat kebisingan di sekitar daerah penyembelihan seminimum mungkin.
  5. Jika hewan mogok, tergelincir atau jatuh, biarkan hewan stabil terlebih dahulu sebelum mencoba untuk mendorong ke depan atau mengekangnya.
  6. Bila perangkat siap, buka pintu masuk dan biarkan hewan untuk berjalan maju ke dalam box.
  7. Hewan tidak boleh dipaksa masuk ke dalam box.
  8. Ketika menyembelih hewan dalam posisi telentang, pastikan kepala cukup terkekang.
  9. Pastikan bahwa pekerja tidak berada di dekat bagian atas box ketika hewan sedang bergerak karena hal ini akan menyebabkan gerakan maju dan mundur yang tidak perlu.

3. Proses pengekangan untuk hewan yang disembelih dalam posisi berdiri tegak

  1. Kekang hewan begitu masuk dalam posisi di box. Jangan biarkan hewan menunggu terlalu lama dalam box.
  2. Ikuti instruksi kerja sesuai dengan restraining box yang digunakan.
  3. Jika hewan jatuh di dalam box. Berikan waktu untuk hewan berdiri kembali sebelum berusaha mencoba mengekangnya lagi.
    STANDAR OIE (Office International des Epizooties/Badan Kesehatan Hewan Dunia) Hindari gerakan tersentak / mendadak ketika menerapkan pengekangan.
  4. Ketika hewan telah stabil, lakukan pengekangan kepala untuk memungkinkan  penyembelihan yang efektif.
  5. Tempatkan hewan dalam posisi yang benar sebelum penyembelihan. Juru sembelih harus dalam keadaan siap segera setelah hewan dikekang secara efektif.
  6. Kepala hewan harus dalam keadaan tertahan selama maksimal 10 detik sebelum mulai disembelih.
    POIN PENTING: Memperpanjang waktu pengekangan sebelum penyembelihan tidak akan membuat hewan menjadi tenang. Ini akan meningkatkan tingkat kegelisahan dan stres yang membuat proses pemotongan lebih sulit dan meningkatkan kemungkinan memproduksi daging yang sangat gelap.
  7. Pengekangan kepala tidak boleh mengganggu pernapasan atau aliran darah.
  8. Penarikan leher hewan untuk penyayatan tidak boleh terlalu berlebihan atau menggunakan metode yang tidak sesuai. Posisi dari kepala dan leher harus sesuai dengan penggunaan pisau.
    POIN PENTING: Metode pengekangan yang tidak sesuai seperti memegang pada daerah mata, memelintir ekor, atau memaksa leher dan kepala tertarik ke belakang.
  9. Jangan menyemprotkan air ke tubuh hewan dalam proses apapun
    POIN PENTING : Jangan melakukan stimulasi yang tidak diperlukan terhadap hewan seperti menyemprotkan atau menuangkan air ke tubuh hewan sebelum penyembelihan.

4. Proses pengekangan untuk hewan yang disembelih dalam posisi berbaring (pengekangan lateral)

  1. Prosedur pengekangan harus dilakukan segera setelah hewan dalam posisinya. Jangan biarkan hewan menunggu di perangkat.
  2. Ikuti instruksi kerja sesuai dengan jenis restraining box yang digunakan.
  3. Jika hewan jatuh di dalam box. Berikan waktu untuk hewan berdiri kembali sebelum berusaha mencoba mengekangnya lagi.
  4. Setelah hewan berada dalam posisi yang tepat segera terapkan penahan samping.
  5. Posisikan palang penahan antara bahu dan pinggul hewan sehingga hewan berada dalam posisi yang benar untuk melakukan penjungkiran dan penyembelihan .
    STANDAR OIE :  Hindari gerakan tersentak / mendadak ketika menerapkan pengekangan.
  6. Terapkan penekanan dengan tekanan yang cukup, namun tidak berlebihan, untuk menahan hewan secara efektif.
  7. Segera setelah penekanan telah berhasil dilakukan, amankan tali leher (jika diperlukan) dan pindahkan palang brisket.
  8. Aktifkan mekanisme penjungkiran ketika hewan aman dan palang brisket telah dipindahkan.
  9. Sebelum menurunkan platform, pastikan bahwa para pekerja lainnya tidak di dalam pandangan langsung hewan karena hal ini  dapat menyebabkan hewan memberontak.
  10. Pastikan leher tertahan dengan baik. Jika dapat dihindari, jangan lakukan penahan kepala menggunakan tali secara berlebihan. Penggunaan alat kekang yang minimal untuk efektifitas penyembelihan.
  11. Jangan mengganggu mata hewan atau memutar ekornya.
    POIN PENTING : Penggunaan dari tali lasso adalah berdasarkan kebijakan dari juru sembelih. Pilihan untuk pengekangan pada kepala :
    • Posisikan tali lasso pada leher saat hewan memasuki box.
    • Pasangkan tali lasso dileher hewan saat hewan sudah berbaring pada sisinya.
    • Tahan kepala dengan tangan.
  12. Lakukan penyembelihan dalam waktu 10 detik selama penahan kepala digunakan sehingga hewan tidak menjadi gelisah. Juru sembelih harus dalam keadaan siap untuk menyembelih segera setelah hewan terkekang secara efektif.

    POIN PENTING : Memperpanjang waktu pengekangan sebelum disembelih  tidak akan menghasilkan hewan yang lebih santai. Ini akan meningkatkan tingkat kegelisahan dan stres yang membuat proses penyembelihan lebih sulit dan meningkatkan kemungkinan memproduksi daging yang sangat gelap.

  13. Pisau cadangan harus tersedia untuk memotong tali pengekang dalam keadaan darurat.
    POIN PENTING :  Metode pengekangan yang tidak sesuai seperti memegang pada daerah mata, memelintir  ekor, atau memaksa leher dan kepala tertarik ke belakang.
  14. Pengekangan kepala tidak boleh membatasi pernapasan atau aliran darah.
    POIN PENTING : Jangan melakukan stimulasi yang tidak diperlukan terhadap hewan seperti menyemprotkan atau menuangkan air ke tubuh hewan sebelum penyembelihan.
  15. Penarikan leher hewan untuk penyayatan tidak boleh terlalu berlebihan atau menggunakan metode yang tidak sesuai.
  16. Jangan menyemprotkan air ke tubuh hewan dalam proses apapun.

5. Penyembelihan

  1. Hanya gunakan pisau yang mampu memutuskan kedua arteri  karotis. Panjang pisau harus kira-kira dua kali lebar leher hewan tersebut.
  2. Pisau yang digunakan untuk menyembelih ternak harus cukup panjang sehingga ujung pisau tetap berada di diluar daerah sayatan selama penyembelihan.
  3. Pisau harus disiapkan dan diasah sebelum memulai  penyembelihan dan kemudian dijaga tetap tajam antara penyembelihan tiap hewan (lihat instruksi kerja yang sesuai).
  4. Pengasahan pisau antara jeda penyembelihan harus dilakukan sebelum hewan dikekang untuk penyembelihan.
  5. Selalu memegang pisau pada gagangnya, bukan pada mata pisaunya.
  6. Jangan melempar pisau, dan jauhkan dari  pekerja yang lain.
  7. Sayat tenggorokan dengan sayatan tunggal, tidak terputus dan cepat.
    POIN PENTING : Sayatan pisau yang lambat dapat menimbulkan kemungkinan perdarahan yang buruk.
  8. Jangan gunakan ujung pisau untuk membuat sayatan.
  9. Penyayatan harus memutuskan kedua arteri karotis.
  10. Juru sembelih harus memeriksa bahwa perdarahannya efektif, diindikasikan dengan perdarahan yang cepat dan berlimpah.
  11. Ambil tindakan segera jika perdarahan dari luka leher tidak berlimpah.
  12. Tindakan segera yang perlu dilakukan adalah penyayatan ulang pada  hewan, sebaiknya dilakukan dengan pisau kedua.
  13. Jangan menusuk hewan di dada atau di sendi brakialis (brachial joint) setelah melakukan pemotongan awal di leher.
    POIN PENTING : Penggunaan pisau kedua penting karena awal masalah dengan pendarahan (darah beku menghalangi arteri) dapat disebabkan oleh penggunaan pisau tumpul.
  14. Jangan mencoba untuk menghapus pembekuan darah dengan jari Anda karena hal ini dapat meningkatkan penderitaan hewan.

    POIN PENTING : Gunakan pisau dengan hati-hati. Pegang pisau pada gagangnya bukan pada mata pisaunya. Jangan melempar pisau, jauhkan dari pekerja lain.

    POIN PENTING : Aliran darah dari luka leher dapat terhambat jika arteri mengalami aneurisma palsu (bekuan darah) pada ujungnya. Jangan mencoba untuk menghapus pembekuan darah dengan tangan atau jari.

6. Penilaian perdarahan dan mati otak

  1. Jika perdarahan tidak cepat dan banyak, juru sembelih  harus segera melakukan sayatan kedua (sebaiknya dengan pisau yang berbeda).

    POIN PENTING : Selalu siapkan pisau cadangan yang tajam di dekat  daerah penyembelihan yang akan digunakan jika pisau pertama tumpul dan perlu diasah kembali.

  2. Periksa juga posisi penahan kepala tidak menganggu keluarnya perdarahan yang cepat.
  3. Biarkan ternak yang disembelih selama dua menit setelah penyembelihan atau sampai pendarahan telah berakhir sebelum melakukan prosedur lainnya.
    POIN PENTING : Membiarkan hewan mengalami perdarahan sebelum memulai prosedur menguliti meningkatkan kualitas daging dengan masa simpan yang lebih lama.
  4. Pisau tidak boleh dibiarkan menutup luka sayatan. Tapi jangan mencoba untuk menahan luka terbuka atau membantu perdarahan dengan tangan Anda.
  5. Setelah proses ini, periksa refleks kornea sebelum memulai pengulitan.
    POIN PENTING : Uji refleks kornea dengan menggerakkan jari di bulu mata hewan tersebut dan dengan lembut sentuh matanya dengan ujung jari Anda. Jangan menyodok mata dengan jari atau instrumen lain. Seharusnya tidak ada gerakan mata atau kedipan bila disentuh. Jika hewan tersebut mati, mata akan tetap terbuka dan kelopaknya tidak bergerak - refleks kornea negatif.
  6. Prosedur menguliti tidak boleh dilakukan sampai refleks kornea negatif telah diamati.
  7. Hewan bunting tidak boleh  disembelih. Namun, jika hewan ditemukan bunting saat prosedur pengulitan, janin harus dicegah dari menggembungkan paru-paru dan bernapas (misalnya dengan menjepit trakea). Jika ada keraguan tentang kesadaran, janin harus dimatikan dengan pukulan ke kepala menggunakan benda tumpul yang sesuai.